Minggu, 29 Maret 2015

THE RAINBOW EYE’S CHAPTER 2 :part1




TEKAD!!!!!


“HITUNGAN KETIGA SEMUA BERKUMPUL!!!!!” teriak senior paskibra “1………” ya sekarang aku sedang eskul paskibra disekolah jam 1 hari jum’at  “2……..” senior wanita ini gak begitu cantik. tapi dari mukannya bisa tergambar kepemimpinan yang kental,I mean cocok banget jadi pemimpin namanya kak harlem “3…… SIAP GERAKKKK!!!!” kamipun sudah berkumpul ditengah lapangan dengan cuaca terik yang menyengat kulit seketika. “siapa aja yang gak berangkat” Tanyanya pada kami, dan kami hanya bisa saling melihat satu sama lain “siapa aja dekkk…..” Tanyanya kembali,
 “kalian udah kenal belum siapa aja nama temen kalian itu”.tanyanya dengan logat bicara yang menurutku khas dan hanya dimiliki kakak senior satu ini.
“SIAPPP SUDAH!!!” teriak kami bersamaan.
“terus kenapa kok gak tau … kalo ada yang gak  berangkat…. Apa gak pada Tanya sama temen yang gak berangkat itu..”tanyanya somehow sambil memutar dua bola matanya.
“intrupsi” jawab amir sambil mengangkat tangan kirinya “siap …. Kami gak tauk kak kalo mereka gak berangkat”.lanjutnya.
“ya udah hari ini masih ada keringanan …. Besok – besok lagi kalo mau eskul tolong ditanyain temennya supaya berangkat semua .. kalian tuh satu angkatan nanti bakal jadi keluarga paskibra disekolah ini” jawabnya memperingati kami semua. “ya udah untuk memulai kegiatan pada hari ini….. berdo’a…. mulai” kami pun menundukan kepala “berdo’a selesai” kami pun mengangkat kembali kepala kami “ ya udah habis ini tolong danu pimpin temennya buat lari mengelilingi lapangan”suruhnya.
“SIAP KAK !!!!” jawabku tegas tapi ragu.”HADAP KANAN… GERAK!!” kamipun menghadap kanan “UNTUK… LARI!!!” teriakku.
“SIAPPPP”  jawab temanku serentak sambil menaruh tangan dipinggan (katanya itu emang sudah tata tertibnya).
“LARI MAJU…! JALAN!!!”.

………xXx……….

I am back” sahutku yang sedang duduk diteras rumah sambil melepas sepatuku. “yuuhuuu mak” sahutku ketika masuk rumah  “niii rumah mana orangnya nih …pintu rumah kebuka gitu aja tapi orangnya gak ada, waduhhh,…. Bahaya nih “ batinku. geleng – geleng kepala sambil berkacak pinggang.
Lalu aku langsung kepadur untuk menaruh sepatu di tempat sepatu.

waduhhhh  kayunya masih kurang
Masih kurang ya…, ya udah…..!!
DUBBBBBMMM!!!!! KRAKKKK!!!

Aku mendengar suara seperti orang sedang memotong kayu, lalu aku menuju belakang rumah sambil berjalan dan mencari asal usara itu,sesampainya di dapur dan menuju ke halaman belakang ternyata mamakku bersama bang revan, ehmagod  bang revan tidak menggunakan kausnya, sore – sore udah ada pemandangan sedap di depan mata,dengan seksama aku  memperhatikan badan bang revan yang semi orang – orang pekerja keras tapi anehnya kulitnya mulus – mulus aja kayak gak pernah kerja malah lebih mulus dan lebih bersih dia dari pada kulitku, aku terus memandangi badan bang revan sambil memperhatikan titik –titik keringat yang ada ditubuhnya yang terpancar matahari sore, tampak keemasan dari sini, aku rela deh kalo suruh meluk dia walau keringetan begitu.
“ehh….dan” sahut ibuku.
DUBBBBMMMM!!!! KRAAKKK!!! KRAKK!!!KREZZZZ
“ehhh danu …ngapain disitu?.”sahut bang revan yang langsung menatapku yang berada didekat pintu. Aku pun terkaget dan salah tingkah.
“ganti baju langsung bantuin sini …. Biar cepet lagian bentar lagi udah mau magrib” sahut mamakku.
“iya nuu sana bantuin abang biar cepet kerjaannya” suruhnya yang langsung nyengir menunjukan gigi – giginya yang rapat bergisul akupun langsung mengangguk.
Tanpa banyak omong aku langsung kekamar melempar tasku, dan langsung menanggaalkan pakaian dan celanaku lalu ganti dengan celana kolor dan baju oblong.setelah selesai ganti langsung menuju belakang rumah. BUJU BUSYETTT!!!! Ini kayu banyak banget yak buat apa sih banyak – banyak amat kayunya kayak mau buat api unggun aja ni mamak.
“sebenernya kayu sebanyak ini buat apa lo mak”tanyaku karena heran melihat banyak kayu yang ditumpuk tak beraturan.
“ya buat persediaan aja lah”jawabnya dengan enteng.
“persediaan…?”tanyaku sambil melongo, I mean  mamak  kalo nyuruh aku gak sampe sebanyak ini geh.
“iyaaa buat persediaan …”jawabnya mengferivikasi pertanyaanku “yaa mumpung ada revan yang bisa dipake buat bantu kan….ya gak van” bang revan langsung menatapku sambil senyum lalu kembali dengan kegiatan memotong kayunya.
“ooo…” aku meng-O kan panjang.
“ya udahnih susun kayunya disitu” suruh ibuku menunjuk tempat persediaan kayu bakar.
“yaa…..” jawabku sambil mengambil kayu – kayu yang berserakan lalu menyusunnya di tempat yang disuruh. “kok gak pakek kompor gas aja lo mak …kan gak ribet” tanyaku setelah kembali menaruh kayu dan hendak mengambil kayu lagi.
“tapi mahal ..!!!” sahut mamakku dengan tegas “lagian kalo masak banyak yaa… enakan pake kayu bakar aja kan …lebih irit”.jelasnya.
aku hanya mengangguk tanda setuju, dan meneruskan perkerjaanku kembali dan sesekali aku melirik kearah bang revan yang sedang serius, lucunya alisnya beraut saat dia sedang mengumpulkantenaga untuk menghantamkan kampaknya ke kayu itu, ohh sial ternyata dia melihatku yang sedang meliriknya.
“kenapa nuuu ..?” tanyanya.
“ohh … gak ada apa – apa bang Cuma ngeliatin kayu tuh, masih banyak ya?” tanyaku untuk menyembunyikan kebenaran.
“ohh …. Dikit lagi kok…. Kalo capek istirahat dulu aja” jawabnya agak terdengar perhatian.
“capek..” tegasku “ yaelah baru segini aja capek …masih kuat nih bang” sambil mengakat kedua tanganku seperti menunjukan ‘aku anak sehat’.
bang revan hanya tertawa dan menunjukan jempolnya pertanda ‘hebat’.

……………..
“ahhh … tiduran dulu ahhhh “ rebahku dikasurku. Seperti biasa sehabis mandi aku merebahkan diriku dikasur untuk relaksasi sebentar, sambil membayangkan bang revan tadi sebelum aku mandi aku melihat, dia begitu menawan bagiku, tubuhnya yang atletis ya… walaupun gak terlalu berotot dan gak terlalu kurus tapi bagiku dia seksi… tipekulah,mukannya  ada bekas – bekas jerawat yang menurutku itu menambah kegantengannya, arrgghh jadi bimbang sendirikan. Tapi ngomong  - ngomong kapan ya bisa meluk bang revan, impossible  itu gak akan pernah terjadi lagian orangnya straight looking , jadi danu, jangan pernah berfikir untuk memacari dia, kamu gak pantes buat dia kamu tu jelek dan ya.. culun apa lagi, huff apa aku harus nyari solusi buat diriku ya.
Malam itu aku mengevaluasi diriku sambil menatap langit – langit rumah aku mencari solusi untuk merubah diriku, aku ingin sekali menjadi layaknya cowok straight bukannya aku benci dengan ke gay yanku tapi aku juga harus merubah dirikan dari sifatku yang keterlaluan ini aku juga gak betah selalu ditindas dan diolok seperti ini terus aku harus berubah!!!!.
Setelah berfikir beberapa lama, akupun keluar dari kamarku saatku lihat jam, haaa jam 21.04 gileee lama amat ya di kamar. Akupun menuju dapur untuk mengambil makanan yang ada disana. Lalu setelah mendapatkan apa yang ku inginkan aku menuju ruang keluarga, seperti biasa makan sambil nonton tv, biasanya sih malam jam segini mamak sama bapakku lagi nonton, tapi karena mereka mau jenguk bibiku yang ada diproyek pancasila… jadinya ni TV aku kuasai  sepenuhnya.
Datanglah saayyaang dan biarkanku berbaring
aku mendengar suara lagu.
Di pelukannnmu walaupun untuk sejenak…….
Sayup – sayup aku mendengarkan lagu itu, tapi terdengar jelas…. Aku mencari suara music itu, ternyata suaranya dari depan, aku berjalan melewati pintu  depan dan kudapati bang revan sedang melamun memandang kosong ke arah jalanan yang menunjukkan kesibukannya.
Bilaku marah biarkanku bersandar
jangankau pergi untuk menghindar………
rasakan resahku dan bualanku tersenyum…..
“bang…!!!” sahutku menyadarkannya bang revan dari lamunan.
“I-iya “ jawabnya kaget sambil mematikan lagu yang diputar dari ponselnya.
“ngapain sendirian disini” tanyaku.
“enggak apa – apa Cuma lagi pengen sendiri aja….” Jawabnya.
“lagi galau ya ..!!!” tebakku.
“yeee siapa juga yang lagi galau” jawabnya dengan nada meremehkan.
“udahlah bilang aja sama sepupumu ini… maybe I can help you” .
bang revan hanya tersenyum masam dan untuk beberapa menit bang revan hanya terdiam kembali menatap sibuknya jalanan………
“aku duduk disini ya …sambil makan niii” tanyaku.
“duduk aja …” jawabnya tanpa menoleh.
“putar lagi aja musiknya bang … lumayankan sambil menghibur diri” sahutku sambil melahap makananku.
bang revan hanya tersenyum lalu sambil mengotak – atik ponselnya mencari lagu apa yang ingin diputarnya, begitu sudah ditemukan dia hanya kembali menatap kosong kearah jalan.
Dan…….
dan bila esok ….datang kembali…..
seperti sedia kala kembalinya
engkau bisa bercanda dan…..
perlahan kau pun….. lupakan aku…..
mimpi burukku dimana t’lah
ku tancapkan duri tajam…..
kaupun menaaaaangisss
menaaangiss sedihhhh …maafkan aku…..u …u
dan bukan maksudku …
bukan inginku…..
Aku hanya melihat bang revan yang raut mukanya mulai seperti merasa bersalah.
Melukaimu…
sadarkah kau disini pun ku terluka…..
melupakannnmuuu….menepikannnmuu
maafkan aku…uu..u
Aku hanya terpaku saat melihat bang revan menghayati lagu yang diputarnya, seperti apa yang dinyanyikan lagu ini terjadi pada dirinya.
Lupakanlah saja diiiriku bila itu bisa membuatmu
kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala…..
caci mailah saja diriku bila itu bisa membuatmu…..
kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala…. Whoo ohhh
“bang !!!” yang langsung membuka obrolan karena aku gak tega  melihat bang revan tersedih tanpa ada respon tanpa senyum dan yang terlihat diwajahnya hanyalah kesedihan.
“ada kalanya” ujarku  dan bang revan menoleh kearahku “kita tegar …tapi kita boleh kok bersedih walaupun kayaknya itu gak ada artinya,….tapi” dia hanya memandangku “itu mungkin satu – satunya cara buat kita tegar …ya walaupun mau seburuk apapun masa lalu itu…. Itu semuakan akan jadi perlajaran buat kita jadi gak perlu sampe ditahan kalo mau nangis segala bang” ujarku yang tersenyum tulus sambil menatap muka bang revan.
“gak kok dan … abang gak apa – apa” jawabnya tapi sambil menitihkan air mata.
akupun hanya tersenyum kepadanya dan menatap jalan.
“dannnn….!!!!” Panggil bang revan dan akupun menoleh kearahnya.
“iya bang…. Ada apa”jawabku.
dia tersenyum lalu berkata “makasih ya udah temenin abang”.
it’s okey bang ..no problem”jawabku.
Dan yang paling membuatku bahagia pada saat malam itu.
“abang sayang kamu dan”. Katanya dan langsung melihat kearah jalanan lagi.
Akupun langsung menoleh kearahnya dengan kaget sekaligus gembira dan akupun hanya menatap  bang revan yang sedang menikmati sibuknya jalanan.
“kayaknya abang akan baik – baik aja dehhh”sahutnya dan akupun langsung bingung apa maksudnya.
“maksudnya bang” tanyaku meminta penjelasan.
dia hanya menoleh kearahku dengan tersenyum tulus lalu mengacak -  acak rambutku dan akupun hanya tersenyum dan kembali makan.
Dan seterusnya malam itu bagiku adalah malam yang indah………!!!

……XxX……..

“wilayah ini namanya tridatu” ujarku pada bayu, waktu bel sekolah menandakan pulang tiba – tiba bayu memintaku untuk menemaninya menjelajah wilayah sekitar labuhan ratu. “disini terkenal sama perempatan patung gajahnya yang itu tu…!” tunjukku kearah patung gajah yang ada disebelah kanan.
“ooo..itu nama perempatan ini” tanyanya polos.
“ya enggaklah ..”aku tergelak kecil “yaa… I think karena ada patung gajah disekitar perempatan, jadi akuberi nama perempatan patung gajah” jelasku.
“ooo….. nah kalo dari arah gunung terang ini kalo belok kiri …kemana tuh”tanyanya.
“belok kiri …itu talang sari”jawabku menjelaskan.
“kalo kanan yang ada patung gajahnya tuh..”. tanyanya sambil menunjuk kearah patung gajah itu.
“ooo… itu mah kalo kita masuk ujungnya di PLG  tempat wisata yang terkenal disini … “.
“tempat wisata gajah ya”.
yes of course” jawabku sambil mengangkat kedua alis.
“kalo kita luruss terus kesana itu kemana” sambil menunjuk kearah yang dimaksud.
“loo… bukannya kamu udah tauk ya … kan mesuji tempat kamu tinggal lewat sukadanakan” tanyaku heran,  I mean dia pasti taukkan nama wilayah yang dia lewati saat pulang.
“iya sihhh….” Mengangguk tanda setuju dengan pernyataanku. “Tapi sebelum sukadana nama wilayahnya apa ..” tanyanya menjelaskan.
“oo… itu pakuan aji….” Jawabku.
“emm…” mangguk – mangguk.
“tapi pakuan aji tu ada banyak dari SP 1 sampai ….”aku berfikir samapai berapa ya “kalo gak salah sih sampai SP 5” jelasku.
Bayu mangguk – mangguk tanda mengerti, lalu untuk beberapa menit bayu hanya terdiam sambil melihat sekitar wilayah tridatu.
“kearah sana yok…”tunjuknya.
“way jepara” jelasku maksud dari tunjukan bayu.
“iya !!!” lalu dia langsung mengstarter motor tigernya.
Di perjalanan bayu hanya diam tanpa kata, tapi sesekali dia menanyakan nama gedung yang kita lewati di sepanjang perjalanan, dia hanya menanyakan tempat apa ini, fungsinya apa, akupun menunjukan tempat – tempat yang memang worth it  untuk dutunjukan seperti lapangan PU lapangan didepan sekolah SMA YPI dan lucunya dia berkata ‘banyak banget ya lapangan …kalo main bola gak bakal harus rebutan nih’, lalu aku juga menunjukan pasar way jepara, kita masuk untuk menjelajahinya sampai beberapa menit menjelajahi pasar bayu menanyakan kemana lagi,aku menunjukan tempat terakhir yang sangat layak buat nongkrong, ya tempatnya adalah lapangan merdeka, biasanya sih anak – anak sekitar sini nyebutnya LAMER lalu aku menunjukan ada apa disekitar lapangan, aku menunjukan koramil yang ada disekitar lapangan lamer dan juga menunjukan yestoya tempat karaoke yang terkenal di way jepara.
“bay kita makan batagor aja yok ….” Tunjukku warung batagor yang ada disudut lapangan. “enak tuh batagornya…terkenal banget”.
“oke… “ sambil menuju ke tempat batagor itu.
……..
“mang dua ya..” pesanku kepada penjual batagor dan penjualnya hanya mengangguk tanda mengerti.
“kamu biasa kesini ya” tanya bayu.
“iyalahh..” jawabku sambil menerima 2 mangkuk batagor yang dipesan tadi “ini tempat nongkrong favorite ku… selain batagornya enak …tempat ini cocok banget nyore sama pasangan” jelasku “kayak yang itu tu”tunjukku kearah pasangan muda mudi yang sedang bermadu kasih.
“hahahaha…” bayu hanya tertawa garing.
“udah makan dulu tuh batagor… nanti gak enak kalo dingin..”.
“iya …”.jawabnya sambil melihat ke arah lapangan. “kapan – kapan anterin saya ke  PLG ya …..” tanyanya sambil menengok kearahku.
“o.. mau ngapa kesana” tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari batagor.
“ya elah….. ya mau taulah wilayah PLG tu” jelasnya.
“ooo…. Gampang – gampang” setujuku sambil manggut – manggut.
“kamu….. anak lampung ya nu” tanya bayu dan aku hanya menoleh heran “ ya dari wajah kamu nu …keliatan kamu anak lampung”. Jelasnya dari petanyaan yang diajukan kepadaku.
aku menggeleng dan tak menjawab karena aku masih mengunyah batagor.
“terus…” tanyanya.
aku menelan batagorku  yang sedang ku kunyah “sebenernya sukuku tu jawa ama palembang..” jawabku.
“yang palembang siapa nu..”tanya bayu.
“bapakku…” jawabku sambil menyantap batagor.
“o….. yang itu nu” tanyanya kembali.
“bukan bay ….” Sahutku langsung.
“terusss…kalo bukan yang dirumah itu ..siapa donk?” tanya bayu heran mungkin karena dia pikir mamakku punya 2 suami mungkin ya.
“bapakku yang kandung …. ”.
“jadi_” tanyanya meminta penjelasan.
“ya … yang sekarang itu bapakku yang tiri” jawabku sebelum bayu meneruskan pernyataannya.
“jahat gak tuh bapak tirimu” tanyanya agak merinding.
“gak kalik …gak kayak yang di TV tuh, selama ini fine aja kok dan gak ada kejahatan kayak nyuruh aku  ngepel rumah jadiin aku babu gak tu” jawabku yang membayangkan film – film tentang kejamnya bapak tiri yang aku tontong 5 hari yang lalu.
“emmm …..”
“emang ngapa bay…” tanyaku padanya karena heran aja kok sampe menanyakan sukuku segala.
“gak pa – pa ” jawabnya, “terus kamu tau sekarang bapak  kamu dimana” tanyanya kembali.
aku mengangkat bahu “ mungkin dipalembang atau mungkin udah meninggal, meski tau dia dimana kayaknya gak berguna deh, I mean aku gak pernah liat rupanya kayak apa” jelasku.
 lalu hening sebentar “ kapan – kapan …!” aku menoleh kearah bayu “ke palembang ya…. nyari bapak kamu…..” aku mengangkat satu alis mataku tanda heran. “ ya lagian mesuji sama palembang deket kok paling naik motor Cuma 2 jam aja” ajaknya.
“apa iya” tanyaku agak tak percaya.
“iya lah .. lagian waktu aku masih dimesuji aku sering main ke palembang” jawabnya.
aku hanya mengangguk tanda percaya.
“jadi gimana” tawarnya kembali.
“yaaa….” Jawabku sambil berfikir “aku pikir dulu ..soalnya aku juga males dan lagian pula itukan jauh gak ada uang buat kesana”.
bayu memutar kedua bola matanya “ya elah woii… gak usah pake duit banyak – banyak ….lagian kan tinggalnya dirumahku” jelasnya sambil mengangkat kedua alisnya.
aku menganguk “tapi pikir – pikir dulu”.
bayu hanya menganguk tanda setuju.
Lalu kamipun kembali menyantap batagor dan menikamti sore di lapangan, ya walau gak terlalu indah untuk dipandang, tapikan banyak pemandangan menyenangkan disini.
“berapa pak..” tanyaku ingin membayar.
“10 ribu dek..”jawab si penjual.
Baru aja aku mau membayar batagornya, bayu langsung menahanku dan langsung membayar semua batagor yang kami makan.
“lo…!!! ngapa bay” tanyaku heran.
“ya itung – itung tanda terimakasih udah mau nunjukin aku wilayah sekitar sini”.jelasnya dari perbuatan yang barusan dilakukan.
“emm… thanks ya.”.
“iya …  aku juga makasih sama kamu nu yang udah mau nemenin saya” jawabnya.
“yaa kan sebagai teman itu kayaknya udah kewajibanku..” sambil menatap bayu.
dan bayu pun hanya tersenyum kepadaku, mungkin senyum yang paling tulus …mungkin aja. Dan kami pun kembali ke gunung terang untuk mengantarku pulang, lagian juga bayukan pulangnya lewat gunung terang juga.

…….XxX…….

“lagi nulis apa…?” tanyaku kepada apri, ya… aku memberanikan diri menghampirinya, saat istirahat biasanya kelas sepi tapi masih ada beberapa anak dikelas dan salah satunya apri, aku menghampirinya karena ingin tau apa yang sedang dilakukannya.
“ehhh …. Gak kok ..gak nulis apa – apa” jawabnya  kaget dan langsung menghentikan kegiatan menulisnya dan langsung menutup bukunya.
“duhh… ganggu ya…” tanyaku.
“gak ganggu kok” dia menggeleng.
akupun duduk dikursi yang ada didekatnya “kalo gitu jangan malu donk..lanjutin aja nulisnya …aku gak bakal ganggu kok”.jawabku sambil menatap apri meyakinkan.
apri masih agak ragu untuk melanjutkan kegiatan menuli dibuku yang kecil itu, seperti diary sih tapi bentuknya kayak jurnal yang besar itu tu tapi dalam ukuran yang mini.
“gak apa – apa kok” yakinku kembali.
lalu diapun dengan ragu membuka bukunya dan melanjutkan acara menulisnya,setelah dilihat - lihat ternyata itu buku cacatan dimana semua tugas yang diberi guru dan coretan – coretan seperti rumus.
“kamu gak kekantin pri” tanyaku membuka obrolan.
“gak … lagi belum laper” jawabnya dengan lembut dan sopan.
lalu aku hanya mengangguk, dan memperhatikan dia menulis “ehhh ..ini kata – kata bijak ya” tanyaku ketika melihat apri membuka lembaran yang terdapat kumpulan kata – kata.
apri hanya mengangguk tapi sedikit malu.
“boleh liat pri..” tanyaku dengan hatti – hati karena takut apri tersinggung.
“kamu mau liat..?”  tanya memperjelas pertanyaanku barusan dan akupun hanya mengangguk “boleh….” Lalu dia menggeser bukunya itu di mejaku.
Akuhanya melihat – lihat dan sesekali bertanya karena dari beberapa kata – kata bijak disini diambil dari guru – guru, I mean ada beberapa guru – guru yang suka sekali memberikan motivasi untuk kami dengan kata – kata bijak yang mereka buat sendiri. Akupun kembali membuka buku –buku itu dan tertarik pada kata – kata bijak yang tidak dicantumkan siapa penuturnya atau pembuatnya.
“priii….yang ini kok gak ada pembuatnya” tanyaku kepada apri yang ada disampingku.
“ohh … kenapa” jawabnya agak gugup dan mukannya agak memerah seperti sedang malu.
“kata – katanya bagus …” jawabku “aku suka yang ini”.
“itu buatan aku sendiri..” jawabnya malu.
“o iya ,,,” jawabku semangat dan seperti nada tidak percaya (padahal aku percaya)
dia hanya mengangguk.
“wiiidiiihhh …keren ni  kata – katanya” jawabku berbinar dan dia hanya tersenyum kecil dan kelihatan imut.
Tekad !!! (THE POWER OF CHANGCE)
Adalah kekuatan yang hanya berasal dari hati bukan dari pemikiran ataupun logika.

Aku pun memperhatikan tulisan itu, dan menjelajahi setiap kata dan kalimat mencari tau apa maksud yang jelas, kata apri dibalik kata – kata itu terdapat maksud yang hanya bisa diketahui jika kita melakukannya dan artinya juga maksudnyapun akan berbeda disetiap orang dan timbulnya kekuatan inipun disetiap orang berbeda - beda. Akupun sempat bingung apa yang dimaksud apri barusan.
TEEEETTTT!!!! TEEEEETTT!!!!
Bel masukpun berbunyi dan menyadarkanku yang sedang memperhatikan tulisan itu akupun mengembalika buku itu kepada apri sambil berkata “thanks ya” lalu tersenyum dan diapun hanya membalasnya dengan senyuman, lalu kembali  ketempat dudukku dan anak – anak yang lainpun bergegas masuk seperti akan ada . Gurupun masuk sambil membawa buku yang dipeluknya.
“asalamualaikum ..” sapa guru biologi itu.
“waalaikumsalam”jawab beberapa siswa, yang lainnya ya… ngobrol masing – masing.
“hari ini kita belajar tentang habitat …” sambil membuka buku biologi yang dibawanya “buka halaman 14 ..” suruhnya
.


to be continued.....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar