Minggu, 29 Maret 2015

THE RAINBOW EYE’S CHAPTER 2 :part 2




TEKAD!!!!!


“bukde pesen soto ya…” pintaku pada pemilik kantin disekolah ini. Seperti biasa jam istirahat kedua aku selalu kekantin langgananku.. ya kantin disekolah ini ada 4 tempat kantin pertama hanya digunakan senior cowok ya biasa mereka mau ngerokok, kantin kedua tempat – tempat untuk junior cowok dan yang ke 3dan 4 adalah milik cewek, waktu pertama sekolah disini aneh dengan kebiasaan seperti ini padahal kantinkan tempat umum jadi milik semua mau itu cewek atau cowok bebaskan milih kantin yang disuka.
“heyy…dan” sapa bayu yang langsung duduk berhadapan denganku.
“haiii… ngapa ?” tanyaku.
“gak pa –pa..” sambil memngalihkan matanya disekitar kantin.
“sopo seng pesen soto…!!” tanya suami pemilik kantin.
“aku de..” aku berteriak sambil mengangkat tangan. Dan pakde kantinpun mengantarkan soto di mejaku.
“de…aku soto’ne sekalian karo ngombene the sisri yo..” pinta bayu, dan pakde kantinpun hanya mengangguk dan kembali membuat pesanan.
“jadi….” Tanyaku pada bayu sambil menyruput mie soto.
“emmm… kapan bisa ke PLG..” tanyan bayu sambil nyengir.
“emm … kapan ya..” jawabku sambil berfikir “kalo nanti aku gak bisa …besok apa lagi …. Ada acara soalnya” jawabku.
“gimana kalo minggu..” usul bayu, sambil menerima pesanan yang tadi.
“boleh – boleh” jawabku langsung setuju, because I think on Sunday, I am not any planing.
“sippp..” memngacungkan jempolnya sambil menyeruput mie sotonya.
“minggir… woii, kamu kira ni kantin punya nenek moyang kamu haaa…” sahut salah satu anak yang gak asing ditelingaku dan semua anak yang ada dikantin inipun langsung menengok kearahnya seolah ada sedang da artis lewat.
“itu duha and the gank..” bisik bayu menjelaskan kepadaku “merekatu anaklampung wilayah sini” lanjutnya dan aku hanya mengangguk tanda aku sudah tahu dan aku kembali melihat tingkahnya.
“waaa apa kamu lihat – lihat  haaaa…” duhapun menunjuk kearhku.
“woii banciii … ..” sahut temannya yang berbadan bongsor dan kepalanya besar, ya itu adalah azmi.
aku hanya diam sambil memandangi mereka aku hanya berfikir ngapain juga sih bikin keributan kayak gini kayak gak ada kerjaan.
“waaa kalo ditanya jawab..” murkannya. BRUKZZZZ!!! Sambil memukul meja tempat aku dan bayu yang sedang makan, kuah sotopun berceceran mengenai baju kami.
Dan aku berdiri, dan meninggalkan mereka tanpa satu katapun, maksudku sih aku gak mau bikin masalah sama anak macam mereka gini tapi mereka malah megang tanganku untuk menghentikan aku sempat sedikit memberontak dari tahanan tangan azmi yang menahanku.
“ waaa punya mulut gak haaa…” tanya azmi agak membentak tepat di depan kupingku.
aku hanya melihatnya, dan bayupun ingin membantuku tapi aku langsung melotot kearhnya tanda ‘jangan ikut campur’, semua orang yang ada kanti pun hanya melihatku tanpa ada rasa ingin membantu dimata mereka yang ada hanya tatapan memelas.
“woii punya mulut GAK HAAA !!!!..” bentak duha kepadaku, ada rasa sedikit takut dihatiku.akupun memberontak melepaskan tahanan tangan azmi yang ada dipundakku, lalu aku berdiri dan pergi sambil menerobos melewati ganknya duha dan meninggalkan bayu yang masih duduk ditempat awal. Sambil berlalu melewati kantin aku mendengar  mereka berbicara.
“siapa sih itu…”tanya entah siapa itu karena aku tak meneloh.
“itu danu du…”jelas azmi, ya aku tau dari suaranya. “bencong itu lo du….”
“ngesok juga anaknya…. Kurang ajar …”.
“tenang aja … nanti kita kasih pelajaran beladiri tu anaknya …aiiii” jawab azmi. Sial kayaknya niatku untuk gak ada masalah sama duha and the gank malah jadi berbanding terbalik dengan harapan.
Aku pun meninggalkan kanti dan menuju toilet cowok untuk membersihkan bajuku yang kotor terkena kuah soto yang tumpah tadi.
“kenapa nu..” tanya seseorang yang memukul pundakku dari belakang.
aku menengok ke belakang “ ehhh …gak apa – apa mir..” jawabku yang ternyata adalah amir.
“yakin… gak kenapa – kenapa ..” tanyannya tak percaya.
“gak apa – apa kok…… afterall this just kuah soto doank….” Dustaku. “ini tadi pas makan aku gak ngeliatin  sendoknya…ya jadinya begini deh” jelasku.
“iya sih Cuma kuah tapi kok …sampe banyak gitu ..gak mungkin kalo Cuma tumpah biasa …..” sambil meneliti mukakku “ tu sampe dimuka – muka segala lagi..”.
“udaahhh ahhh ..gak pa – pa  ….” Jawabku “aku mau bersihin dulu ni kuah..”.
“ya udah sono bersihin dulu…” suruhnya.
“kamu ngapain disini mir …” tanyaku kepada amir yang memperhatikanku sedang membersihkan mukaku.
“mau makan!! ….ya jelas – jelas ini toilet ya mau apa lagi emangnya kalo ke toilet tu.” Jawabnya nyolot.
“yeee … malah nyolot … iya saya tau mau ngapain …tapi kok malah berdiri disitu …” jelasku.
“saya tu mau kencing.”. jawab amir.
“ya udah sana kencing..ngapain harus berdiri disitu coba…”.
“nanti aja …..” jawabnya “ehhh sekarang aja deng ..” ralatnya.
dan aku hanya memutar bola mataku sambil bergumam kecil “dasar aneh..!” dan akupun kembali membersihkan kuah yang ada dimukaku.
“kayaknya ni kuah dibaju gak bisa diilangin ni…” gumamku kesal, sambil berjalan keluar dari toilet dan menuju kekelas, tapi saat diperjalanan aku melihat duha and the gank, aku hanya diam saat melewati mereka dan mereka yang awalnya tertawa (entah membahas apa) seketika diam saat aku lewat dan menatapku dengan tajam saking tajamnya aku merasa seperti leherku sedang disodorkan pedang, akupun melihat azmi yang mengangkat jarinya dan membawa jarinya melewati lehernya seperti memberikan isyarat ‘kubunuh kau’, akupun  hanya melewati mereka tanpa menghiraukan isyarat dari azmi.
…………….

TEEEETTTT!!!!!TEEEETTTT!!!!!TEEEETTTTT!!!!!
Bel pulangpun berkumandang dan disambut meriah oleh siswa – siswinya. Akupun membereskan buku – bukuku dan setelah itu aku keluar dari kelas, yang ternyata kelas sudah sepi.
“mau bareng gak …!!!” sahut seseorang yang mengagetkanku.
“ehh … enggak bay.. aku masih ada urusan nihhh..” jawabku.
“sama siapa …sama guru..!!!” tebaknya.
dan akupun hanya mengangguk mengiyakan.
bayu mengeleng – geleng kepalanya “yakinn …” tanyanya kembali.
“ iya.. bay …tapi aku minjem HPmu bay..” pintaku.
“buat apa nu….?”.
“buat sms..abangku nanti suruh jemput ..soalnya aku pulangnya agak sorean” jelasku.
“ya udah “ sambil merogoh kantong celananya “nihhhh” sambil menyodorkan ponselnya.
akupun mengambilnya “minjem bentar ya..” sambil sibuk mengetik.
“nihh …” sodorku mengembalikan ponsel bayu.
“udah…..”.
aku mengangguk mantap sambil menatapnya.
“ya udahh …. Hati – hati ya..aku pulang dulu dan” sahutnya sambil pergi.
“hati – hati juga dijalan… makasih ya….” .teriakku sambil melambaykan tangan.
………
“ya udah pak terimakasih saya pulang dulu ya…pak” pak imam hanya mengangguk, ternyata aku dipanggil hanya untuk melunasi tugas minggu lalu tidak ku kerjakan.
Akupun berjalan menyusuri lorong sekolahan dan menuju gerbang depan sekolah utnuk menunggu bang revan.
“mana ..bang revan niii…padahal disms tadi suruh jemput jam 5 sore … tapi jam segini kok belum dateng juga” gumamku kesal.
great, so bad” gumamku ketika melihat duha and the gank memacu motornya kearah gerbang depan sekolah.
“cewekk .. boleh kita temenin gak..” sahut azmi yang tersenyum iblis.
“kawinin aja yok ni cewek..” sahut salah satu seorang yang tak kukenal namanya.
“boleh – boleh..” setuju azmi. Dan motor merekapun langsung berhenti.
aku hanya diam saat mereka menghampiriku. Mereka mengelilingiku seperti sedang menangkap buruan mereka agar tidak dapat kabur kemana – mana.
“woii anak bisu…” sahut duha yang ada disampingku,
aku hanya menoleh tajam kearahnya tanpa berkomentar.
“waa ngajak.. banget ni anak…gak punya mulut tahhh……” sahut duha sambil menatapku tajam.
dia pun mendorongku lalu azmi dari belakang menangkapku.
“sebenernya saya salah apa …. Sama kalian..” tanyaku yang akhirnya bicara karena merasa kesal dengan perbuatan mereka.
“salah kamu tu…” jawab duha sambil menatap teman – temannya “karena hidup…” lanjutnya sambil tersenyum iblis.
“maksudnya saya salah hidup…..”.
“iya..” bisik azmi yang dari tadi menahanku dari belakang.
“terus_”.
“banyak bacot….!” Pukul duha dimukaku yang memotong kata – kataku.
Akupun terjatuh  ditanah, sambil merasakan perih teramat dimukaku, aku coba bangkit tapi terlalu sulit.
“mampus nikaw....makanya jangan ngesok didaerah sini” sahut duha yang melihatku kesusahan untuk berdiri.
akupun hanya melihat mereka sambil terduduk tak berdaya diatas pasir ‘ahhh…shit perih banget ni muka …kenapa juga ni kepala pening banget’ gumamku dalam hati. Akupun meludah karena ada pasir masuk dimulutku.
“wa…kacrut bener ni anak…ngece tu du..” teman duha yang entah siapa namanya itu mau menendangku, tapi saat kakinya melayang kearahku aku berhasil menangkap kaki dan langsung melemparkan kakinya ke arah lain agar tidak mengenaiku.
“waa… ngelunjak ni anak…udah berani ngelawan haa….” Akupun hanya dia karena saat aku mau berbicara luka ya’ng dimulutku terlalu perih. “JAWABB…!!!!” sahut duha membentak.
“habisin aja du… “ sahut azmi dan kawan – kawanya yang langsung menendangiku.
Aku hanya terdiam sambil menerima tendangan itu, rasanya badanku mati rasa tapi terkadang sakit yang teramat aku merengkuh kesakitan sambil menutup mataku dan tak bisa melawan ditendangi seperti ini bahkan aku benci merasamembenci diriku yang lemah ini yang hanya bisa diinjak – injak seperti ini, sepertinya aku akan mati setelah ini tuhan berikan ak_.
BRUKKKK!!! DUBBB!!! BRUKKZZ!!!
Aku tidak merasakan mereka menendangiku lagi, saat aku membuka mata aku melihat azmi terjatuh dari ditanah dan teman – temannya pun hanya melihat dengan tatapan was – was dibelakangku, akupun menoleh dan ternyata itu bang revan.
“hee ngopo kue uwong ..ngeruyok adekku haaa ….” Tanya bang revan dengan nada marah dan kedua alis matanya pun saling bertaut kebawah.
Azmipun mau membalas bang revan tapi dia ditahan oleh duha yang memegang tangannya, sambil berbisik yang akupun tak dengar apa yang duha bisikan kepada azmi dan azmipun menerima dengan kesal dan lalu menunjuk kearah bang revan dengan marah dan langsung melirik kearahku.
“dan… kamu gak apa – apa ..” tanya bang revan cemas yang melihatku sudah ancur berantakan.
aku hanya menggeleng sambil memegangi mulutku yang perih. Akupun melihat duha and the gank melintas melewati aku dan bang revan hanya melihat dengan amarah kearah mereka.
“maafin abang ya..... “ bang revan menatapku dengan tatapan bersalah “karena abang datengnya  telat..”.
diapun membopongku “ yukk…kita pulang” dan aku hanya tersenyum.
…………..
“nu gak apa – apakan…” tanya ibuku yang mengkompres mulutku.
“aduhhhh…. Pelan pelan  mak…” ibuku hanya tersenyum.
“lain pula ..jangan cari masalah sama anak – anak lampung itu..” saran ibuku.
aku memutar bola mata “udah aku bilanginkan mak bukan aku yang salah ….lagian aku tu tadi nggak cari masalah sama mereka… Cuma mereka aja yang gede – gedein masalah…” jelasku.
“ya..udahlah kalo gitu..”.
“mbak ni tehnya…” masuk bang revan sambil membawa secangkir teh.
“sini….” Jawab mamakku yang meminta secangkir teh yang dibawa bang revan. “ni minum dulu nu tehnya..” sodor mamakku dan aku pun menerima tehnya. “mamak keluar ya.. biar bang revan yang ngompres….” Aku hanya mengangguk kepada mamakku, dan dia keluar dari kamarku.
Bang revanpun hanya duduk sambil menatapku penuh kasih alisnya bertaut kebawah.
“ngapa bang...” tanyaku.
“maafin abang ya nu..” jawabnya yang langsung menundukan kepala.
“gak pa – pa lagi … it’s okay” jawabku ringan.
“tapi coba aja abang tadi… gak mandi dulu …pasti kamu gak kayak gini jadinya..”.
“heyyy…” sambil menyentuh lengannya “my brother udahlah ini Cuma kesalahanaku aja… lagian abang gak salah kok..” senyumku padanya.
dia hanya melihatku sambil tersenyum yang terlihat agak dipaksakan.
“udahlah senyum donk bang… it’s okay”  yakinku kepadanya.
Bang revan pun kembali seperti biasa, malah dia memintaku menceritakan awal kejadian kok bisa aku dipukuli oleh anak – anak berandalan tadi, aku menceritakannya dari awal hingga akhir dia pun hanya mendengarkan sambil mengangguk – angguk dan terkadang berkata o.
“bang…” panggilku.
“ya….” Bang revan menjawab panggilanku sambil memeras kompresan.
“menurut abang aku bisa gak ya ngerubah diriku yang culun ini…” dia hanya menoleh kearahku “soalnya aku benci kalo Cuma jadi bahan ejekan orang terus”.
dia melihatku dan tersenyum “ heiii…ya pasti bisalah ..” jawabnya sambil menyodorkan kompres tadi ke mulutku.
“tapiii…aku bingung … gimana caranya..”.
“semua itu ada disini…” menunjuk kekepalaku “dan disini..” menunjuk dadaku. “asalkan ada niat…”
“niat….” Aku berfikir sekilas “ya niatku.. ingin bals dendam sama mereka..”. jawabku dan bang revan hanya tertawa.
“danu .. danu ..jangan suka balas dendam bro….” yang masih tertawa “kalo itu tujuan kamu gak akan bisa deh ngerubah diri..” jelasnya.
“teruss…. Gimana donk..”  tanyaku kepadanya.
“ya….seharusnya kamu tuh  berubah untuk jadi lebih baik …misalnya …” dia memutar otak  “kamu ngerubah diri untuk seseorang gtu … itu lebih  baik malah kamu akan dapet 2 perubahan sekaligus..”.
“2 perubahan? …apa tu bang..” tanyaku meminta penjelasan.
“heyy… my brother “ sambil mendekatkan mukanya kearahku dan akupun langsung deg – degan dan berfikir yang tidak – tidak. “udah abang bilang …. Jawabnya ada disini..” menunjuk ke hatiku.
………….
Akupun tebangun dari tidurku, “shit mimpi apaan tadi…” gumamaku kecil, aku mimpi buruk, aku bermimpi dimana 1 sekolahan mentertawaiku yang entah apa alasannya, lupakakan sajalah toh itu hanya mimpi.aku pun berkonsentrasi untuk tidur kembali, sambil melayangkan pikiranku ke atap – atap rumahku dan pikiranku flashback ke pembicaraanku bersama bang revan sebelum tidur tadi.
“bagaimana caranya ya…” sambil berfikir “niat……” aku berfikir dan pikiranku melayang – layang ke mana – mana “tekad..” akupun tanpa sadar mengucapkan kata itu “tekad …apri…” sambil berifikir “mungkin saja yang dimaksud apri..sama seperti yang dimaksud bang revan….” Gumamaku kecil.
aku melihat tanganku sambil berfikir tentang perkataan itu “apa itu tekad..” gumamku kecil.
“tekad… aku harus memilikinya..” sambil mengepalkan tanganku “aku gak mau dinjak – injak seperti ini lagi…..”.


To be continued…..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar